Langsung ke konten utama

Surat Cinta Untuk Para Santri: Tetap Sehat Main Sosmed Saat Lebaran


Lebaran! Momen spesial yang ditunggu-tunggu semua orang. Saatnya berkumpul dengan keluarga, makan-makan enak, dan saling berbagi keceriaan. Di era digital ini, sosmed menjadi salah satu alat untuk sharing kemeriahan lebaran. Upload foto outfit lebaran, share momen seru bareng keluarga, dan video call sama yang jauh. Tapi, anak-anak, hati-hati lho! Jangan sampai keseruan lebaran terganggu gara-gara sosmed. Kamu pernah mengalami tiba-tiba bad mood saat teman bicaramu malah fokus ke hape pada saat kamu sedang ngajak dia ngobrol? Pernah gak sih, kamu scrolling sosmed sampai lupa waktu? Atau ngerasa iri melihat postingan orang lain yang lebih "wah"?

Nah, tulisan “singkat” 😁 ini bakal kasih tips jitu biar kamu bisa main sosmed secara sehat saat momen lebaran. Dijamin, lebaranmu makin seru, bebas stres, dan tetap berpahala. Yuk, langsung simak tips-tipsnya!

1. Batasi Waktu Bermain Sosmed

Lebaran ini momen spesial, makanya jangan sampai keseruannya teralihkan oleh sosmed. Ingat nak, dunia nyata itu jauh lebih indah! Seindah-indahnya dunia maya, tetap itu tidak nyata. Batasi penggunaan medsos untuk tetap bahagia di dunia sesungguhnya. Caranya?

  • Atur jadwal khusus: Batasi waktu maksimal 30 menit sampai 1 jam saja per hari untuk bermain sosmed. Anggap saja ini "me time" kamu untuk update status dan scroll timeline

  • Gunakan aplikasi timer: Biar disiplin, manfaatkan aplikasi timer untuk membantumu melacak waktu bermain sosmed. Kalau yang menggunakan Android seperti pak Asden, bisa search di pengaturan dengan keyword “Apps Timer”. Ingat! Saat waktunya habis, kita harus disiplin tinggalkan sosmed dan lakukan aktivitas lain.

  • Isi waktu dengan kegiatan lain: Lebaran penuh dengan aktivitas seru. Berkumpul dengan keluarga, bercengkrama, nonton film, ngopi bareng, olahraga bareng, masak bareng ortu di dapur sambil curhat sana-sini, dan sebagainya. Dijamin, kamu gak bakal bosan!

Ingat nak! Sosmed bukan segalanya. Dunia nyata menawarkan banyak keseruan yang gak boleh terlewatkan. Lebaran adalah waktu yang berharga untuk bahagia bersama keluarga di dunia sesungguhnya. Kan kalau kalian sudah balik ke pondok, momen ini sangat mahal. Bisa nangis-nangis kan saat kalian kangen orang tua?  😂

2. Hindari Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sosmed penuh dengan pencitraan. Pengguna sosmed cenderung memamerkan sisi terbaik mereka. Kalau kita tidak memahami ini, sangat mudah bagi kita untuk merasa iri dan rendah diri. Ingat anak-anak:

  • Takdir hidup setiap orang berbeda: Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain di sosmed. Setiap orang memiliki takdir perjalanan dan tantangannya sendiri.

  • Sosmed tidak bercerita sebagaimana aslinya: Apa yang kamu lihat di sosmed tidak selalu mencerminkan aslinya. Orang-orang hanya menunjukkan sisi terbaik mereka dan menyembunyikan sisi negatifnya. Kamu juga gitu kan? Buktinya foto-foto yang “enggak banget”  99% gak pernah diposting. 😄 

  • Batasi konsumsi sosmed: Terlalu banyak melihat konten sosmed dapat meningkatkan rasa iri dan rendah diri, apalagi kalau yang ditonton adalah konten flexing. Maka batasi waktu bermain sosmed dan fokuslah pada aktivitas lain, kembali pada point pertama di atas.

  • Hati-hati dengan konten flexing: Konten flexing intinya adalah konten yang berisi pamer-pamer. Bisa jadi pamer motor baru, mobil baru, sneaker baru, tas baru, makan-makan enak, dan lain-lain. Jangan mau nonton konten flexing! karena itu akan memicu ketidak bersyukuran kita terhadap nikmat yang sudah ada. Ingat hadits انْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ  yang sudah kalian hafal.

  • Bersyukur atas apa yang dimiliki: Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki dalam hidup. Karena dengan bersyukur, nikmat kita akan Allah tambahkan (baca QS Ibrahim: 7)

3. Gunakan Sosmed untuk Hal Positif dan Memperkuat Iman

Jangan lupa anak-anak, lebaran adalah momen spesial setelah ramadhan. Jangan sampai sosmed membuyarkan indahnya kebaikan-kebaikan ramadhan yang sudah kita lalui. Gunakan sosmed untuk menyebarkan hal-hal positif dan bermanfaat bagi orang lain, serta memperkuat iman dan ukhuwah Islamiyah.

  • Ikut kajian online: Banyak lembaga dakwah yang memanfaatkan sosmed untuk mengadakan kajian online. Kamu dapat mengikuti kajian online untuk menjaga ketertarikanmu terhadap ilmu agama. Adapun kalau mau menambah ilmu, gak bisa di sosmed yang durasinya hanya 1 menit. Cari video-video panjang di YouTube, terutama yang fokus membahas satu kitab dari awal sampai akhir. 

  • Berbagi pengalaman kegiatan positif di bulan syawal: Bagikan pengalamanmu selama libur lebaran berupa olahraga, ngaji/tadarus, kajian online, silaturahmi, dan sebagainya. Hati-hati jaga niat jangan sampai setan masuk memunculkan riya di hati kita.

  • Sebarkan konten Islami: Bagikan konten yang bermanfaat dan menginspirasi orang lain untuk meningkatkan iman dan ketakwaan, seperti kutipan ayat Al-Quran, hadist Nabi Muhammad , quote ulama, kisah inspiratif para salafus soleh, atau petikan ceramah pendek ustadz-ustadz yang terpercaya ilmunya.

  • Cek informasi sebelum menyebarkannya: Jangan sampai kita ikut-ikutan menyebarkan hadits palsu misalkan. Konsultasikan ke ustadz yang kamu percayai untuk memastikan kebenaran konten yang kamu sebarkan.

Penutup

Lebaran adalah momen spesial untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan sahabat. Yuk praktikkan tips-tips di atas! Agar kamu dapat menggunakan sosmed secara bijak dan bertanggung jawab, juga tetap berpahala tanpa kehilangan kebahagiaan sesungguhnya di dunia nyata. Semoga Allah memberikan taufik bagi kita semua.

Wallahu a’lam bish-shawab

@adenihermawan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memasuki Ramadhan. Perhatikan Kata-Kata

Memasuki Ramadhan, SEDIKITKAN BICARA TANPA MAKNA, APALAGI PERKATAAN PORNO! Karena Nabi kita yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:  ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث  "Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menahan diri dari PERKATAAN LAGHWAH DAN RAFATS " (HR Ibnu Majah dan Hakim. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Tarhib wa Tarhib 1082)  Apa itu perkataan LAGHWAH? Perkataan LAGHWAH adalah perkataan yang sia-sia, tanpa makna, tidak memberi kebaikan di dunia apalagi di akhirat.  Apa itu perkataan RAFATS? Perkataan RAFATS adalah kiasan untuk aktifitas hubungan seksual, berkata jorok, porno, atau segala sesuatu yang mengarah kepada aktifitas tersebut.  Semoga Allah membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan ramadhan. Karena kalau tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, lalu kapan lagi?   #ramadhankareem #ramadhan2023 #ramadhan #رمضان_كريم

Gen Santri Adalah Pejuang

Mendekati tanggal 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri, penulis terpikir untuk menghadirkan penggalan makalah yang berisi tentang sejarah pesantren dan perjuangan para santri dan kiayi di masa penjajahan. Berikut adalah penggalan makalah yang pernah penulis buat dengan beberapa penyesuaian untuk dipublish juga di website www.baiturrahman.com .  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam tertua yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam catatan sejarah, bahkan pondok pesantren telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa ketika para pendakwah Islam abad ke-14 sampai ke-15, yang kita kenal dengan walisongo, mereka mendakwahkan Islam salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. Tercatat bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen, berdiri sejak tahun 1475 (abad ke-15 M) yang didirikan oleh Syaikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al-Hasani. Beliau adalah salah seorang sayyid (keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang b

I'tikaf Ramadhan 1444 H

Lailatul Qadr atau malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Demikianlah Allah menjelaskannya dalam Al-Quran. Sehingga, orang yang beribadah di malam itu walau hanya satu rakaat shalat, walah hanya satu huruf Al-Quran, maka itu lebih baik dibanding 30.000 kali diulang (1000bulan x 30hari).  Malam ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Maka kalau kita memiliki 360 malam dalam satu tahun, rasanya wajar kita merelakannya 10 malam saja untuk meraih keuntungan yang lebih baik dan lebih indah dibanding 1000 bulan. Masalahnya adalah kita tidak tahu malam keberapa lailatul qadr itu hadir. Oleh karena itulah, Rasulullah ﷺ melaksanakan I’tikaf di masjid di malam-malam akhir Ramadhan, agar tidak terlewat mendapatkan lailatul qadr. Secara Bahasa I’tikaf اعتكاف adalah masdar dari اعتكف يعتكف artinya menetap di satu tempat. Sedangkan secara istilah syar’i I’tikaf adalah ‏الإقامة في المسجد بنية العبادة أو التفرغ للعبادة فقط‏ .   " Berdiam diri di masjid deng