Langsung ke konten utama

I'tikaf Ramadhan 1444 H

Lailatul Qadr atau malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Demikianlah Allah menjelaskannya dalam Al-Quran. Sehingga, orang yang beribadah di malam itu walau hanya satu rakaat shalat, walah hanya satu huruf Al-Quran, maka itu lebih baik dibanding 30.000 kali diulang (1000bulan x 30hari).  Malam ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Maka kalau kita memiliki 360 malam dalam satu tahun, rasanya wajar kita merelakannya 10 malam saja untuk meraih keuntungan yang lebih baik dan lebih indah dibanding 1000 bulan. Masalahnya adalah kita tidak tahu malam keberapa lailatul qadr itu hadir. Oleh karena itulah, Rasulullah melaksanakan I’tikaf di masjid di malam-malam akhir Ramadhan, agar tidak terlewat mendapatkan lailatul qadr.

Secara Bahasa I’tikaf اعتكاف adalah masdar dari اعتكف يعتكف artinya menetap di satu tempat. Sedangkan secara istilah syar’i I’tikaf adalah

‏الإقامة في المسجد بنية العبادة أو التفرغ للعبادة فقط‏.  

"Berdiam diri di masjid dengan niat ibadah atau memfokuskan diri untuk ibadah saja." (al-maany.com). 

Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin mengatakan, dalam kitab Majalis Syahri Ramadhan, bahwa yang dimaksud dengan I’tikaf adalah:

انقطاعُ الإِنسانِ عن الناسِ لِيَتَفَرَّغَ لطاعةِ الله في مسجدٍ من مساجِده طلباً لفضْلِهِ وثوابِهِ وإدراكِ ليلة القَدْرِ

“seseorang memutus hubungan dengan banyak orang untuk focus menjalankan ketaatan kepada Allah di salah satu masjid-Nya dalam rangka mencari keutamaan dan pahala dari Allah, dan mendapatkan lailatul qadr."

Para ulama ijma’ (sepakat) bahwa I’tikaf itu hukumnya sunnah, tidak sampai derajat wajib. Kecuali bagi orang yang mewajibkan dirinya sendiri, bernazar, untuk melaksanakan I’tikaf di bulan Ramadhan. Sekalipun hukumnya sunnah, namun seorang muslim yang cerdas tentu akan memanfaatkan momen yang sangat singkat ini. Sepuluh hari terakhir Ramadhan ini adalah momen penentuan kita mendapatkan kebaikan luar biasa.

Keistimewaan 10 Malam Terakhir Ramadhan

Pertama: Nabi  lebih bersungguh-sungguh beribadah di 10 malam terakhir dibanding malam-malam lainnya.

Ibunda kita, Aisyah ra mengatakan bahwa:

كان النبيُّ صلى الله عليه وسلّم إذا دخلَ العَشرُ شَدَّ مِئزره وأحيا ليلَه وأيقظ أهلَه

“Adalah Nabi jika Beliau memasuki 10 hari (terakhir), Beliau kencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Muslim)

كان النبيُّ صلى الله عليه وسلّم يَخْلِطُ العِشْرين بصلاةٍ ونومٍ فإذا كان العشرُ شمَّر وشدَّ المِئزرَ

“Nabi menggabungkan shalat dan tidur di 20 malam pertama Ramadhan. Apabila Beliau sudah memasuki 10 malam terakhir, Beliau begadang (tidak tidur) dan mengencangkan sarungnya.” (HR Ahmad)

Dua Hadits di atas menunjukkan keistimewaan atau keutamaan 10 malam terakhir Ramadhan. Kalimat mengencangkan sarung dalam Bahasa arab, menurut Imam An-Nawawi, menunjukkan kseungguh-sungguhan. Sehingga Nabi lebih bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya dibandingkan malam-malam lainnya.

Diantara keutamaan 10 malam terakhir yang ditunjukkan oleh hadits di atas adalah, Nabi begadang dan mengisinya dengan ibadah. Beliau tidak membiarkan kesempatan emasnya terlewatkan dengan tidur, dan menghidupkannya dengan ibadah-ibadah yang lebih mendatangkan pahala lebih besar dibanding tidur. Beliau juga membangunkan keluarganya, menunjukkan bahwa kebaikan itikaf ini bukan hanya untuk dirinya, Nabi juga ingin keluargnya mendapatkan kesempatan berharga yang sama.

Kedua: Adanya malam lailatul qadr

Malam yang Allah sebutkan lebih baik dari 1000 bulan. Bayangkan kalau kita bisa beribadah di malam tersebut, dengan ibadah yang diterima Allah, maka ibadah tersebut baik shalat, dzikir, tadarus Al-Quran, shadaqah, wakaf, dsb, pahalanya di sisi Allah lebih baik dari melaksanakannya selama 1000 bulan. Berapa lama 1000 bulan? Kurang lebih 83 tahun. Sementara usia kita saja belum tentu sampai 83 tahun. Dan kalua Allah berikan usia 83 tahun itu juga terpotong tidur, makan, bac awa, update status, scroll ig tiktok, dan lain lain.

Maka sebagai mukmin yang cerdas sudah sepantasnya kita meraih kebaikan ini. Karena kebaikan yang diberikan Allah berupa lailatul qadr ini membuat usia amal kitab isa lebih Panjang dibanding usia hidup kita. Missal mendapatkan lailatul qadr selama 10x saja, itu artinya seolah-olah kita beramal shaleh selama 830 tahun, bahkan lebih baik dari itu.

Wallahu a’lam bish-shawab


Jadwal Itikaf 1444 H



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memasuki Ramadhan. Perhatikan Kata-Kata

Memasuki Ramadhan, SEDIKITKAN BICARA TANPA MAKNA, APALAGI PERKATAAN PORNO! Karena Nabi kita yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:  ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث  "Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menahan diri dari PERKATAAN LAGHWAH DAN RAFATS " (HR Ibnu Majah dan Hakim. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Tarhib wa Tarhib 1082)  Apa itu perkataan LAGHWAH? Perkataan LAGHWAH adalah perkataan yang sia-sia, tanpa makna, tidak memberi kebaikan di dunia apalagi di akhirat.  Apa itu perkataan RAFATS? Perkataan RAFATS adalah kiasan untuk aktifitas hubungan seksual, berkata jorok, porno, atau segala sesuatu yang mengarah kepada aktifitas tersebut.  Semoga Allah membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan ramadhan. Karena kalau tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, lalu kapan lagi?   #ramadhankareem #ramadhan2023 #ramadhan #رمضان_كريم

Gen Santri Adalah Pejuang

Mendekati tanggal 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri, penulis terpikir untuk menghadirkan penggalan makalah yang berisi tentang sejarah pesantren dan perjuangan para santri dan kiayi di masa penjajahan. Berikut adalah penggalan makalah yang pernah penulis buat dengan beberapa penyesuaian untuk dipublish juga di website www.baiturrahman.com .  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam tertua yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam catatan sejarah, bahkan pondok pesantren telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa ketika para pendakwah Islam abad ke-14 sampai ke-15, yang kita kenal dengan walisongo, mereka mendakwahkan Islam salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. Tercatat bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen, berdiri sejak tahun 1475 (abad ke-15 M) yang didirikan oleh Syaikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al-Hasani. Beliau adalah salah seorang sayyid (keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang b