Langsung ke konten utama

Renungan Penghujung Ramadhan: Diterimakah Puasa Kita?


Detik-detik terakhir Ramadhan bagaikan butiran pasir yang perlahan terjatuh dari telapak tangan. Bulan penuh berkah ini sudah terlihat akan segera meninggalkan kita, tinggal hitungan satu-dua hari saja. Momen-momen penuh kebersamaan saat berbuka puasa, tarawih berjamaah, dan tadarus Al-Quran bersama keluarga dan teman-teman, itikaf di malam-malam terakhir menjadi kenangan yang tak terlupakan. Kini, di penghujung Ramadhan, rasa sedih dan cemas bercampur menjadi satu. Sedih karena Ramadhan segera meninggalkan kita dengan segala limpahan rahmat dan ampunan Allah . Cemas karena kita tidak pernah tahu, apakah Allah ﷻ menerima amal yang sudah kita persembahkan sepanjang bulan yang mulia ini.

Tiada yang lebih indah untuk dilakukan oleh seorang muslim di akhir ramadhan ini selain memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah ﷻ. Khalifah mulia, Umar bin Abdil Aziz (rahimahullah) pernah mengirim surat kepada seluruh kota kaum muslimin, Beliau memerintahkan agar kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memperbanyak istighfar di akhir bulan Ramadhan. Karena istighfar akan menutup lubang-lubang shaum yang terkoyak oleh kelalaian dan rafats. Beliau menutup suratnya dengan memerintahkan kaum muslimin agar berdoa sebagaimana doa-doa ampunan yang dipanjatkan para Rasul yang mulia, alaihimus salam. Beliau berkata:

  • Berdoalah kalian sebagaimana Bapak kalian berdoa:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ [الأعراف: ٢٣]

Artinya: “Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak memaafkan kami dan tidak merahmati kami, sungguh kami akan menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)

  • Berdoalah kalian sebagaimana Nabi Nuh alaihissalam berdoa:

وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ [هود: ٤٧]

Artinya: “Jika Engkau tidak ampuni Aku, ya Allah, maka aku akan menjadi orang yang merugi.” (QS. Hud: 47)

  • Berdoalah kalian sebagaimana Nabi Musa alaihissalam berdoa:

رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي [القصص: ١٦]

Artinya: “Wahai Rabbku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri. Maka ampunilah aku.” (QS al-Qashash: 16)

  • Berdoalah kalian sebagaimana Nabi Yunus alaihissalam berdoa:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ} [الانبياء: ٨٧] 

Artinya: “Tidak ada ilah kecuali Engkau. Maha suci Engkau, Ya Allah, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” (QS. al-Anbiya: 87)

Istighfar dan taubat adalah amalan terbaik untuk menutup Ramadhan yang indah ini. Abu Hurairah mengatakan bahwa kesempurnaan Ramadhan ini dikoyak dan dilubangi oleh ghibah (gosip) dan laghwah (perbuatan sia-sia). Maka istighfar adalah penambal lubang-lubang yang disebabkan dua hal tersebut. Hal ini pula yang ditunjukkan dalam hadits ketika ibunda kita, Aisyah radhiallahu anha, diajari doa yang harus diperbanyak di penghujung Ramadhan. Doa tersebut berisi meminta ampunan dari Allah ﷻ dengan redaksi sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ

“Ya Allah, Engkau adalah maha pengampun, Engkau mencintai ampunan. Maka ampunilah aku.”

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan satu kalimat yang sangat menarik untuk diperhatikan. Dalam kitabnya, Lathaif al-Ma’arif, Beliau mengatakan:

أنفع الاستغفار ما قارنته التوبة وهي حل عقدة الإصرار, فمن استغفر بلسانه وقلبه على المعصية معقود وعزمه أن يرجع إلى المعاصي بعد الشهر ويعود فصومه عليه مردود وباب القبول عنه مسدود

“Istighfar yang terbaik adalah, istighfar yang diiringi taubat. Ia (taubat) adalah yang mengurai ikatan candu kemaksiatan. Maka barangsiapa yang beristighfar dengan lisanya, sementara hatinya masih terikat dengan kemaksiatan dan dia berazam (berencana) kembali bermaksiat selepas bulan Ramadhan, maka puasanya ditolak, dan peluang diterimanya sangat kecil.”

Masih dalam kitabnya tersebut, Beliau juga menukil perkataan Ka’ab bin Malik:

قال كعب: من صام رمضان وهو يحدث نفسه أنه إذا أفطر بعد رمضان أنه لا يعصي الله دخل الجنة بغير مسألة ولا حساب ومن صام رمضان وهو يحدث نفسه إذا أفطر بعد رمضان عصى ربه فصيامه عليه مردود

Ka’ab mengatakan: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian dia berbicara dengan jiwanya bahwa selepas Ramadhan berakhir dia (berazam) tidak akan memaksiati Allah, maka dia akan masuk surga tanpa ditanya-tanya dan tanpa dihisab. Namun barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian dia berbicara dengan jiwanya bahwa selepas Ramadhan berakhir dia (berencana) kembali memaksiati Allah, maka puasanya ditolak tidak diterima ”

Naudzubillahi min dzalik. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.

Maka saya mengajak diri saya pribadi dan teman-teman yang membaca tulisan ini, agar mengisi malam-malam dan hari-hari terakhir ramadhan ini dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Jika kita tidak memberikan penyambutan terbaik saat ramadhan datang, maka paling tidak kita hantarkan salam perpisahan terindah sebelum Ramadhan meninggalkan kita. 

Wabillahi at-taufiq. Wallahu ta’ala a’lam.

Akhukum fillah, @adenihermawan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memasuki Ramadhan. Perhatikan Kata-Kata

Memasuki Ramadhan, SEDIKITKAN BICARA TANPA MAKNA, APALAGI PERKATAAN PORNO! Karena Nabi kita yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:  ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث  "Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menahan diri dari PERKATAAN LAGHWAH DAN RAFATS " (HR Ibnu Majah dan Hakim. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Tarhib wa Tarhib 1082)  Apa itu perkataan LAGHWAH? Perkataan LAGHWAH adalah perkataan yang sia-sia, tanpa makna, tidak memberi kebaikan di dunia apalagi di akhirat.  Apa itu perkataan RAFATS? Perkataan RAFATS adalah kiasan untuk aktifitas hubungan seksual, berkata jorok, porno, atau segala sesuatu yang mengarah kepada aktifitas tersebut.  Semoga Allah membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan ramadhan. Karena kalau tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, lalu kapan lagi?   #ramadhankareem #ramadhan2023 #ramadhan #رمضان_كريم

Gen Santri Adalah Pejuang

Mendekati tanggal 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri, penulis terpikir untuk menghadirkan penggalan makalah yang berisi tentang sejarah pesantren dan perjuangan para santri dan kiayi di masa penjajahan. Berikut adalah penggalan makalah yang pernah penulis buat dengan beberapa penyesuaian untuk dipublish juga di website www.baiturrahman.com .  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam tertua yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam catatan sejarah, bahkan pondok pesantren telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa ketika para pendakwah Islam abad ke-14 sampai ke-15, yang kita kenal dengan walisongo, mereka mendakwahkan Islam salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. Tercatat bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen, berdiri sejak tahun 1475 (abad ke-15 M) yang didirikan oleh Syaikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al-Hasani. Beliau adalah salah seorang sayyid (keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang b

I'tikaf Ramadhan 1444 H

Lailatul Qadr atau malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Demikianlah Allah menjelaskannya dalam Al-Quran. Sehingga, orang yang beribadah di malam itu walau hanya satu rakaat shalat, walah hanya satu huruf Al-Quran, maka itu lebih baik dibanding 30.000 kali diulang (1000bulan x 30hari).  Malam ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Maka kalau kita memiliki 360 malam dalam satu tahun, rasanya wajar kita merelakannya 10 malam saja untuk meraih keuntungan yang lebih baik dan lebih indah dibanding 1000 bulan. Masalahnya adalah kita tidak tahu malam keberapa lailatul qadr itu hadir. Oleh karena itulah, Rasulullah ﷺ melaksanakan I’tikaf di masjid di malam-malam akhir Ramadhan, agar tidak terlewat mendapatkan lailatul qadr. Secara Bahasa I’tikaf اعتكاف adalah masdar dari اعتكف يعتكف artinya menetap di satu tempat. Sedangkan secara istilah syar’i I’tikaf adalah ‏الإقامة في المسجد بنية العبادة أو التفرغ للعبادة فقط‏ .   " Berdiam diri di masjid deng