Ketika Allah ﷻ memerintahkan untuk menundukkan pandangan baik kepada mukmin laki-laki maupun perempuan, Allah menutup ayat pertama dengan kalimat “Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Dan di ayat kedua Allah ﷻ menutupnya dengan kalimat: “Maka bertaubatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Menundukkan pandangan memang sebuah akhlaq yang mudah
diucapkan namun tidak sederhana untuk dilakukan. Bahkan bisa saja seseorang
mengumbar pandangan, melihat hal-hal yang diharamkan tanpa diketahui orang
lain. Ketika di kamar sendirian, di kantor sendirian, atau di tempat-tempat
yang tidak terpantau orang lain akan sangat besar dorongan syaitan untuk
mengumbar pandangan. Bahkan di tempat-tempat umum sekalipun mata bisa dengan
mudah berkhianat melirik kepada hal-hal yang diharamkan. Ketika jeratan syaitan
sudah berhasil menjerumuskan, bahkan ada yang berani membuka video haram di
ruang sidang yang mulia. Naudzubillahi min dzalika.
Maka dari itu, Allah ﷻ menutup ayat dengan kalimat “Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Karena hanya dengan taqwa kepada Allah saja mata kita bisa terjaga dari memandang yang diharamkan. Allah ﷻ juga menutup dengan kalimat “bertaubatlah kalian kepada Allah,” karena mudahnya mengumbar pandangan itu terjadi.
Mengutip tulisan Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A. dalam bukunya Syarah Rinci Rukun Iman:
Benar, ada sedikit kenikmatan yang dirasakan saat mengumbar pandangan dengan melihat perkara-perkara yang diharamkan. Akan tetapi itu hanya sesaat, dan setelah itu yang tersisa hanyalah siksaan. Ada dua siksaan yang akan tersisa dan dirasakan:
1. Tersiksa karena tidak bisa meraih hal tersebut,
2. Tersisksa dengan adzab Allah yang pedih nanti di akhirat. Wallahu A'lam bish-shawab
QS An-Nur: 30-31
قُل
لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ
ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat".
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.
Wabillahi at-taufiq
Komentar
Posting Komentar