Diantara cara memuliakan majelis ilmu adalah dengan MEWANGIKANNYA. Hadir di majelis ilmu dengan tubuh yang bersih, segar, wangi, tentu akan lebih baik dibanding yang hadir alakadarnya. Terlebih ketika belajar ilmu yang berkaitan langsung dengan syari'at kita ini, seperti Ilmu Al-Quran; Hadits: Aqidah; Fiqih; dan sebagainya.
Salah seorang guru saya, hafizhahullah, semasa pandemi ketika majelis ilmu saat itu masih via zoom (kami menyebutnya mulazoomah, plesetan dari mulazamah), Beliau mengharuskan kami, murid-muridnya, tetap tampil bersih menjaga wudhu dan berfarfum. Meskipun tidak tercium oleh guru atau murid yang lain, karena kami berjauhan di tempat masing-masing, namun wewangi yang dipakai itu menunjukkan pengagungan hati para murid terhadap majelis ilmu yang sedang berlangsung.
Aroma tubuh Nabi kita yang mulia, shallallahu alaihi wa sallam, itu wangi. Bahkan mungkin kita pernah membaca atau mendengar riwayat ibunya Anas bin Malik menampung keringatnya Nabi karena wangi. Namun ternyata beliau tetap menyukai dan menggunakan wewangi. Maka seharusnya kita yang badannya tidak sewangi Beliau, shallallahu alaihi wa sallam, lebih merasa butuh terhadap wewangian baik yang disebut parfum, thib, dan sebagainya.
Parfum selalu hadir di majelis ilmu |
Komentar
Posting Komentar