Aktivitas umat islam Indonesia (umat islam negara yg lain saya tidak tahu) pasca iedul adha pada umumnya adalah makan-makan. Ada yang sengaja membuat sate, rendang, gule, tongseng, dan sebagainya. Perilaku ini sah-sah saja dilakukan selama tidak israf (berlebih-lebihan), Karena Allah telah mengingatkan:
Yang menarik dari tradisi ini adalah bahwa ternyata, entah disadari atau tidak, tradisi ini selaras dengan perintah Nabi saw. Nabi saw, yang mulia, pernah bersabda agar hari tasyrik dijadikan harinya menikmati makanan dan minuman. Perhatikan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim berikut ini:كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ "makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS Al-A'raf: 31)
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ “Hari-hari tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman.” (HR. Muslim no. 1141)
Memperhatikan hadits di atas, hendaknya kita tanamkan niat mengagungkan perintah Nabi saw dalam kegiatan pesta makan dan minum di hari tasyrik ini. Menikmati sate, gule, tongseng, atau apapun itu semata-mata karena mengikuti sabda Beliau SAW. Bukan karena "mangpang meungpeung" (basaha sunda: aji mumpung) punya daging domba atau sapi. Agar kenikmatan pesta makan dan minum kita hari ini, dapat dirasakan kembali kenikmatannya di akhirta kelak. Insya Allah. (adh)
Komentar
Posting Komentar