Langsung ke konten utama

RUMUS KHATAM QURAN SETIAP PEKAN

Diantara amalan utama di bulan Ramadhan, yang disebutkan secara khusus oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, adalah membaca al-Quran. Bulan ini disebut sebagai bulan al-Quran, karena di bulan ramadhan inilah al-Quran diturunkan secara keseluruhan. Allah berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil) (QS. al-Baqarah: 185)

Maka dari itu, di tengah kesibukan menjalankan berbagai ibadah di bulan puasa, mengkhatamkan al-Quran menjadi satu dari ibadah yang diprioritaskan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Kebiasaan para salafus-shaleh sangat beragam dalam upaya mengkhatamkan al-Quran secara keseluruhan, 30 juz. Diantaranya:

  • Ada yang mengkhatamkan dalam sepuluh malam;

  • Ada yang mengkhatamkan dalam tujuh malam;

  • Ada yang mengkhatamkan dalam tiga malam;

  • Imam Qatadah, mengkhatamkan al-Quran setiap tujuh hari. Begitu memasuki ramadhan Beliau mengkhatamkannya dalam tiga hari. Dan begitu memasuki 10 malam terakhir ramadhan, Beliau mengkhatamkannya di setiap malam;

  • Imam asy-Syafi’i, mengkhatamkan al-Quran 60 kali di bulan Ramadhan. Sehari 2x khatam, yaitu 1x di siang hari dan 1x lagi di malam hari

Khusus untuk mengkhatamkan al-Quran dalam tujuh hari/malam, para ulama memiliki rumus yang dikenal dengan فمي بشوق. Terjemah bebasnya: “mulutku yang rindu membaca al-Quran.” Rumus فمي بشوق ini sebetulnya merupakan akronim dari surat yang pertama di baca di setiap harinya.

  • ف = al-Fatihah sampai an-nisa

  • م = al-Maidah sampai at-taubah

  • ي = Yunus sampai an-nahl

  • ب = Bani israil sampai al-furqan

  • ش = asy-SYu'ara sampai yasin

  • و = Wash-Shaffat sampai al-hujurat

  • ق = Qaaf sampai an-Nas

Berikut adalah tips mengkhatamkan al-Quran dalam 7 hari menggunakan rumus فمي بشوق :

Pertama: Rencanakan Waktu dan Tempat yang Tepat

Rencana adalah kunci kesuksesan dalam setiap usaha, termasuk dalam mengkhatamkan al-Quran. Tentukan waktu dan tempat yang tepat untuk membaca al-Quran setiap harinya. Pilihlah waktu yang paling tenang dan khusyuk. Penulis sangat menyarankan membacanya di malam hari terutama sambil shalat malam (tahajud). Bagi para penghafal al-Quran yang mutqin, membaca di dalam shalat akan sangat memudahkan. Namun bagi keumuman kaum muslimin yang tidak hafal al-Quran secara mutqin, bisa menggunakan mushaf saat membaca ayat-ayat tersebut dalam shalat malamnya. 

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan dalam kitabnya, Lathaif al-Ma’arif, bahwa membaca al-Quran di malam hari ini adalah  waktu berhentinya segala kesibukan (duniawi), jiwa lebih bersemangat, hati dan lisan dapat bersinergi untuk merenungi kandungan makna ayat yang dibaca. Sebagaimana Allah berfirman:

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

“sesungguhnya bangun di malam hari adalah lebih tepat (untuk khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. al-Muzzammil: 6)

Setelah menentukan waktu di malam hari, langkah berikutnya adalah menentukan tempat yang tepat agar aktifitas membaca al-Quran ini tidak terganggu dengan hal-hal lain. Misalnya di ruang mushola keluarga, atau di kamar pribadi, yang memungkinkan bisa fokus tanpa gangguan. 

Kedua: Fokuskan Konsentrasi saat Membaca al-Quran

Konsentrasi adalah kunci untuk memahami dan merasakan keindahan ayat-ayat al-Quran. Hindari gangguan dan distraksi saat membaca al-Quran. Matikan ponsel atau alat elektronik lainnya yang dapat mengganggu perhatian kita. Komunikasikan pula dengan keluarga agar mereka mengetahui pada jam tertentu kita tidak diganggu, kecuali ada sesuatu yang betul-betul darurat harus dilakukan. Fokuskan pikiran dan hati sepenuhnya pada membaca dan memahami ayat-ayat al-Quran. Dengan memperkuat fokus dan konsentrasi, kita akan lebih mudah menyerap makna dan pesan yang terkandung dalam setiap ayat. 

Ketiga: Luangkan Waktu di Siang Hari Untuk Memahami Makna Ayat-ayat al-Quran

Membaca al-Quran bukan hanya sekadar mengulangi kata-kata, tetapi juga memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Bergembiralah bagi mereka yang mahir Bahasa al-Quran (Bahasa Arab). Karena saat membaca, saat itu pula mereka bisa meresapi apa yang sedang dibacanya. 

Namun bagi mereka yang awam dalam Bahasa Arab, sebaiknya luangkan waktu untuk memahami makna-makna dari ayat yang dibaca. Gunakan tafsir al-Quran atau minimalnya baca terjemah, walaupun terjemah itu sangat belum mencukupi untuk pemahaman, untuk mendapatkan gambaran umum pesan-pesan yang terkandung dalam ayat-ayat al-Quran. Dengan memahami makna ayat-ayat al-Quran, kita akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dan keberkahan dalam setiap ayat yang dibaca.

Keempat: Berdoa Meminta Agar Dimudahkan Ketika Melaksanakannya

Pada dasarnya setiap ibadah yang dilaksanakan merupakan anugerah dari Allah sehingga kita bisa mendapatkan kebaikannya. Maka dari itu, awali dengan berdoa agar Allah memudahkan jalannya mengkhatamkan al-Quran 30 juz setiap pekan di bulan Ramadhan. Ada satu doa yang diajarkan Nabi kepada Muadz bin Jabal, dan doa ini sangat direkomendasikan untuk dibaca dalam hal ini:

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, bantulah aku untuk bisa berdzikir dan bersyukur kepada-Mu, dan beribadah pada-Mu dengan baik.”

Dengan menerapkan tips-tips praktis di atas secara konsisten, in sya Allah dengan taufiq-Nya kita akan dapat mengkhatamkan al-Quran setiap pekan dengan menggunakan rumus فمي بشوق. Secara pribadi saya memulai tadarus ini di hari selasa agar mendapatkan dua kebaikan tambahan secara langsung: (1) membaca surat al-Kahfi di setiap hari jumat; (2) khatam di hari senin yang diberkahi, hari yang Allah pilih ketika Rasul yang mulia dilahirkan ke dunia. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua.

Wallahu a’lam bish-shawab

Akhukum fillah, @adenihermawan 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memasuki Ramadhan. Perhatikan Kata-Kata

Memasuki Ramadhan, SEDIKITKAN BICARA TANPA MAKNA, APALAGI PERKATAAN PORNO! Karena Nabi kita yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:  ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث  "Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menahan diri dari PERKATAAN LAGHWAH DAN RAFATS " (HR Ibnu Majah dan Hakim. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Tarhib wa Tarhib 1082)  Apa itu perkataan LAGHWAH? Perkataan LAGHWAH adalah perkataan yang sia-sia, tanpa makna, tidak memberi kebaikan di dunia apalagi di akhirat.  Apa itu perkataan RAFATS? Perkataan RAFATS adalah kiasan untuk aktifitas hubungan seksual, berkata jorok, porno, atau segala sesuatu yang mengarah kepada aktifitas tersebut.  Semoga Allah membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan ramadhan. Karena kalau tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, lalu kapan lagi?   #ramadhankareem #ramadhan2023 #ramadhan #رمضان_كريم

Gen Santri Adalah Pejuang

Mendekati tanggal 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri, penulis terpikir untuk menghadirkan penggalan makalah yang berisi tentang sejarah pesantren dan perjuangan para santri dan kiayi di masa penjajahan. Berikut adalah penggalan makalah yang pernah penulis buat dengan beberapa penyesuaian untuk dipublish juga di website www.baiturrahman.com .  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam tertua yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam catatan sejarah, bahkan pondok pesantren telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa ketika para pendakwah Islam abad ke-14 sampai ke-15, yang kita kenal dengan walisongo, mereka mendakwahkan Islam salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. Tercatat bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen, berdiri sejak tahun 1475 (abad ke-15 M) yang didirikan oleh Syaikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al-Hasani. Beliau adalah salah seorang sayyid (keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang b

I'tikaf Ramadhan 1444 H

Lailatul Qadr atau malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Demikianlah Allah menjelaskannya dalam Al-Quran. Sehingga, orang yang beribadah di malam itu walau hanya satu rakaat shalat, walah hanya satu huruf Al-Quran, maka itu lebih baik dibanding 30.000 kali diulang (1000bulan x 30hari).  Malam ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Maka kalau kita memiliki 360 malam dalam satu tahun, rasanya wajar kita merelakannya 10 malam saja untuk meraih keuntungan yang lebih baik dan lebih indah dibanding 1000 bulan. Masalahnya adalah kita tidak tahu malam keberapa lailatul qadr itu hadir. Oleh karena itulah, Rasulullah ﷺ melaksanakan I’tikaf di masjid di malam-malam akhir Ramadhan, agar tidak terlewat mendapatkan lailatul qadr. Secara Bahasa I’tikaf اعتكاف adalah masdar dari اعتكف يعتكف artinya menetap di satu tempat. Sedangkan secara istilah syar’i I’tikaf adalah ‏الإقامة في المسجد بنية العبادة أو التفرغ للعبادة فقط‏ .   " Berdiam diri di masjid deng