Langsung ke konten utama

Mengilmui Ramadhan Bagian 1 – Bagaimana Kita Menyambut Ramadhan?


Bayangkan kampung kita, sekolah kita, atau kantor kita akan didatangi orang nomor 1 di negeri ini, Presiden Republik Indonesia. Apakah kita akan cuek begitu saja tanpa melakukan persiapan penyambutan? Apakah kita akan berpikir menyambut dengan apa adanya tanpa persiapan sama sekali? Saya yakin tidak mungkin. Penulis telah menyaksikan institusi sekolah, pesantren, kantor, dan sebagainya yang akan dikunjungi sekelas Bupati dan Gubernur saja persiapannya luar biasa. Mulai dari penataan lingkungan agar terlihat bersih dan rapi, sampai persiapan menghadirkan siswa atau karyawan menyambut orang nomor satu di Kabupaten. Bahkan sampai dibuatkan protokol penyambutan yang meriah. Dengan semua itu, diharapkan dapat membahagiakan si pejabat yang akan datang. Maka ketahuilah! Ramadhan akan mendatangi kita, lalu bagaimana kita menyambutnya?

Ramadhan adalah bulan paling mulia diantara 12 bulan yang Allah hadirkan. Dia adalah sayyidus syuhur, sayyidnya/tuannya/yang termulia dari seluruh bulan. Karena di bulan Ramadhan, Al-Quran diturunkan. Karena di bulan ramadhan, ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan dihadirkan. Karena di bulan Ramadhan, pintu surga dibukakan sementara pintu neraka ditutup rapat. Karena di bulan Ramadhan, syetan-syetan dibelenggu agar tidak mengganggu manusia beribadah. Karena di bulan Ramadhan, seluruh kebaikan dilipatgandakan ganjarannya di hadapan Allah. Dan berbagai keutamaan lainnya. Dalam kacamata seorang muslim, harusnya Ramadhan mendapatkan sambutan yang jauh lebih meriah dan lebih hebat dibanding pejabat setingkat apapun di dunia ini.

Saat tulisan ini dibuat, kita sudah memasuki tanggal 11 Sya’ban 1445 H, artinya tidak sampai 20 hari tersisa, ramadhan akan datang. Sebenarnya sudah terlambat jika dibandingkan persiapan para salafush shaleh terdahulu. Mereka bersiap menyambut ramadhan enam bulan sebelumnya. Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan:

كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان ويدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم

“Adalah dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif)

Bagaimana Menyambut Ramadhan?

Pertama: Memperbanyak doa

Perbanyak doa agar Allah menyampaikan kita bertemu dengan ramadhan dalam keadaan sehat dan mendapat taufik. Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan, diajarkan oleh al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif:

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلِّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif)

Dalam doa ini, kita meminta agar Allah menyampaikan kita ke bulan ramadhan dengan keberkahan dan mampu mengisinya dengan ketaatan. Karena nyatanya banyak kita jumpai orang-orang yang Allah wafatkan sebelum ramadhan sehingga kehilangan kesempatan meraih pahala yang melimpah. Dan ada juga orang yang bertemu dengan ramadhan, namun dia menyia-nyiakan keberkahannya. Sehingga dia bertemu dengan ramadhan bahkan sampai ramadhan berakhir, tapi tidak mendapatkan kebaikan apapun di dalamnya.

Doa lainnya, dibaca ketika hilal mulai terlihat atau di awal bulan ramadhan:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888)

Adapun doa yang ini sebenarnya doa umum yang dibaca Nabi ﷺ setiap bertemu dengan bulan baru, bukan hanya bertemu ramadhan. Namun doa ini sangat indah dibaca di awal bulan ramadhan agar Allah membawa kita pada kebaikan di bulan tersebut dengan keamanan, keimanan, dan bimbingan taufik-Nya.

Kedua: Bahagia Menyambut Ramadhan

Nabi ﷺ memberikan kabar gembira kepada para sahabat ketika ramadhan datang. Beliau bersabda:

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ خيرها فقد حرم

“Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu surga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu. Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendapatkan  pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Syaikh Abdullah al-Fauzan mengatakan,

في هذا الحديث بشارة لعباد الله الصالحين بقدوم شهر رمضان المبارك، لأن النبي أخبر الصحابةَ رضي الله عنهم بقدومه. وليس هذا إخباراً مجرداً بل معناه بشارتهم بموسم عظيم، يُقدِّره حقّ قدره الصالحون المشمرون، لأنه بيّن فيه ما هَيَّأَ اللهُ لعباده من أسباب المغفرة والرضوان وهي أسباب كثيرة، فمن فاتته المغفرة في رمضان فهو محروم غايةَ الحرمان.

Dalam hadits ini terdapat kabar gembira bagi para hamba Allah yang sholeh dengan datangnya bulan ramadhan yang diberkahi. Karena Nabi ﷺ menyampaikan kepada para sahabat akan kedatangan ramadhan. Dan ini bukan hanya berita semata, namun maknanya adalah kabar gembira bagi mereka dengan adanya musim yang agung, yang selayaknya dimuliakan oleh orang-orang shaleh yang semangat beramal. Karena beliau ﷺ menjelaskan bahwa di bulan ramadhan, Allah telah siapkan banyak kebaikan bagi para hamba-Nya, berupa sebab untuk menggapai ampunan dan ridha-Nya. Sebab ampunan ini banyak sekali. Karena itu, siapa yang tidak mendapatkan ampunan di bulan ramadhan, berarti dia telah diharamkan untuk mendapatkan banyak kebaikan. (Ahadits Shiyam, Ahkam wa Adab).

Bagaimana seorang hamba tidak bergembira dengan kedatangan ramadhan? bulan yang membawa banyak sekali kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Di bulan inilah manusia lebih mudah melakukan kebaikan. Di bulan ramadhan inilah shalat berjamaah di masjid lebih semarak, tadarus kita bertambah, sedekah kita lebih banyak, dan keburukan-keburukan akhlak seperti ghibah, dusta, dan sebagainya berkurang luar biasa. Allah ﷻ berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah! Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, dengan itu semua hendaklah mereka bergembira. (Karunia dan Rahmat Allah) itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus: 58)

Ketiga: Bertekad Menghapus Dosa dan Maksiat

Penting memiliki tekad mendapatkan ampunan di bulan ramadhan, agar memiliki lembaran baru yang bersih di hadapan Allah setelah ramadhan. Saking besarnya kesempatan mendapatkan ampunan di bulan Ramadhan, Ibnu Rajab al-Hanbali menukil perkataan salaf:

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif)

Nabi ﷺ mengaminkan doa Jibril ‘Alaihis Salam,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ : آمِينَ

“Jibril ‘Alaihissalam berkata kepadaku: ‘semoga merugi seseorang yang ia masuk ke dalam bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.’ Maka aku (Nabi Muhammad ﷺ) katakan: Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah).” (HR at-Tirmidzi: 3545; Ahmad: 7444; Ibnu Hibban: 908)

Keempat: Berbekal Ilmu Tentang Ramadhan

Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari ramadhan yang akan kita hadapi, bekali dengan ilmu-ilmu terkait dengannya. Ilmu ini akan menuntun kita mendapatkan manfaat yang maksimal ketika bertemu dengan Ramadhan. Diantara ilmu yang harus dipelajari ketika sebelum ramadhan adalah:

  • Hakikat dan arti puasa ramadhan

  • Dampak puasa ramadhan

  • Perkara-perkara yang wajib dilakukan di bulan Ramadhan,

  • Perkara-perkara yang membatalkan shaum ramadhan

  • Sunnah-sunnah shaum, seperti: sunnah makan sahur, menyegerakan berbuka, memperbanyak doa sebelum waktu berbuka, qiyam ramadhan, anjuran memperbanyak tilawah al-Quran, kedermawanan di bulan ramadhan.

  • Perkara-perkara yang mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa ramadhan; dan sebagainya

Kelima: Mempersiapkan Keluarga Menghadapi Ramadhan

Sebagai kepala keluarga, ayah memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anggota keluarga untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari bulan Ramadhan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mendirikan majelis ilmu tentang Ramadhan di rumah minimal satu kali per pekan. Dalam majelis ini, ayah dapat memimpin diskusi dan pembelajaran bersama keluarga tentang berbagai aspek penting terkait bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan di point ke-4 di atas. Jika ayah tidak menguasai ilmu-ilmu tersebut, saya sangat menganjurkan untuk menggunakan buku-buku tentang Ramadhan yang telah ditulis oleh para ulama terkemuka yang diakui keshahihan ilmunya. Dengan bersama-sama membaca dan mempelajari buku-buku tersebut dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat ikatan iman dalam keluarga. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang ramadhan dan mempersiapkan diri dan keluarga mendapatkan manfaat yang maksimal dari bulan Ramadhan, yaitu mendapatkan ampunan Allah dan menjadi manusia bertaqwa.

Keenam: Menghadirkan Hati Yang Selamat

Menghadirkan hati yang selamat, yang lapang dan bersih dari permusuhan, iri, dengki, dendam dan kebencian terhadap kaum muslimin. Ketika hati terbebas dari beban-beban negatif tersebut, jiwa menjadi lebih tenang dan terbuka untuk menerima berbagai keberkahan Ramadhan dengan sepenuh hati. Selain itu, membebaskan diri dari permusuhan dengan sesama manusia memungkinkan untuk memperkuat hubungan sosial yang harmonis, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan yang mendukung dalam ibadah. Sekalipun mungkin tanpa saling berkirim pesan meminta maaf, cukup ketika hati kita membebaskan semua beban-beban negatif  pada hati, memaafkan kesalahan teman-teman yang pernah menyakiti, akan lebih memudahkan langkah untuk fokus dalam ibadah selama bulan Ramadhan.

Dengan persiapan-persiapan penyambutan di atas diharapkan kita mendapatkan manfaat sebesar-besarnya ketika berjumpa dengan bulan ramadhan, yaitu mendapatkan ampunan dan menjadi orang-orang yang bertaqwa di hadapan Allah subhanahu wata’ala.

Wallahu ta’ala a’lam. Washallallahu ‘ala nabiyyina, Muhammad

Akhukum fillah, @adenihermawan

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memasuki Ramadhan. Perhatikan Kata-Kata

Memasuki Ramadhan, SEDIKITKAN BICARA TANPA MAKNA, APALAGI PERKATAAN PORNO! Karena Nabi kita yang mulia, shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:  ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث  "Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menahan diri dari PERKATAAN LAGHWAH DAN RAFATS " (HR Ibnu Majah dan Hakim. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Tarhib wa Tarhib 1082)  Apa itu perkataan LAGHWAH? Perkataan LAGHWAH adalah perkataan yang sia-sia, tanpa makna, tidak memberi kebaikan di dunia apalagi di akhirat.  Apa itu perkataan RAFATS? Perkataan RAFATS adalah kiasan untuk aktifitas hubungan seksual, berkata jorok, porno, atau segala sesuatu yang mengarah kepada aktifitas tersebut.  Semoga Allah membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan ramadhan. Karena kalau tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, lalu kapan lagi?   #ramadhankareem #ramadhan2023 #ramadhan #رمضان_كريم

Gen Santri Adalah Pejuang

Mendekati tanggal 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri, penulis terpikir untuk menghadirkan penggalan makalah yang berisi tentang sejarah pesantren dan perjuangan para santri dan kiayi di masa penjajahan. Berikut adalah penggalan makalah yang pernah penulis buat dengan beberapa penyesuaian untuk dipublish juga di website www.baiturrahman.com .  Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan umat Islam tertua yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam catatan sejarah, bahkan pondok pesantren telah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa ketika para pendakwah Islam abad ke-14 sampai ke-15, yang kita kenal dengan walisongo, mereka mendakwahkan Islam salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. Tercatat bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen, berdiri sejak tahun 1475 (abad ke-15 M) yang didirikan oleh Syaikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al-Hasani. Beliau adalah salah seorang sayyid (keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang b

I'tikaf Ramadhan 1444 H

Lailatul Qadr atau malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Demikianlah Allah menjelaskannya dalam Al-Quran. Sehingga, orang yang beribadah di malam itu walau hanya satu rakaat shalat, walah hanya satu huruf Al-Quran, maka itu lebih baik dibanding 30.000 kali diulang (1000bulan x 30hari).  Malam ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Maka kalau kita memiliki 360 malam dalam satu tahun, rasanya wajar kita merelakannya 10 malam saja untuk meraih keuntungan yang lebih baik dan lebih indah dibanding 1000 bulan. Masalahnya adalah kita tidak tahu malam keberapa lailatul qadr itu hadir. Oleh karena itulah, Rasulullah ﷺ melaksanakan I’tikaf di masjid di malam-malam akhir Ramadhan, agar tidak terlewat mendapatkan lailatul qadr. Secara Bahasa I’tikaf اعتكاف adalah masdar dari اعتكف يعتكف artinya menetap di satu tempat. Sedangkan secara istilah syar’i I’tikaf adalah ‏الإقامة في المسجد بنية العبادة أو التفرغ للعبادة فقط‏ .   " Berdiam diri di masjid deng