Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Pandangan Seorang Awam Terhadap Perbedaan Iedul Fitri 1432 H

Oleh: Abu Shofi Iedul Fitri di Indonesia kembali terjadi. Dewan Hisab Rukyat PP Persatuan Islam sudah membuat perhitungan bahwa 1 Syawal 1432 H akan bertepatan dengan 31 Agustus 2011 M (baca di: http://persis.or.id ). Keputusan PP Persis ini sebetulnya bertentangan dengan kalender yang sudah kadung dimiliki rakyat Indonesia, karena di kalender tertera tanggal 1 Syawal adalah bersamaan dengan 30 Agustus 2011. Namun kehebohan justru muncul ketika PP Muhammadiyah mengeluarkan maklumat bagi seluruh jajarannya agar mempersiapkan pelaksanaan sholat Iedul Fitri pada tanggal 30 Agustus 2011. Bukan hanya mempersiapkan, PP Muhammadiyah juga menginstruksikan agar seluruh jajarannya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya ummat islam yang melaksanakan shalat ied pada hari yang sama. (baca: http://www.muhammadiyah.or.id ). Mulailah banyak yang nanya-nanya kapan lebaran? Kapan kita shalat iedul fitri?. Jawaban saya: tanggal 1 syawal 1432 H. (haha... teu rame)

Kebiasaan Buruk saat Iedul Fitri

[caption id="" align="alignleft" width="209" caption="-------------"] [/caption] Sudah 27 hari kita menjalani shaum ramadhan. mudah-mudahan Allah berkenan menerima segala kebaikan  dan memaafkan segala kesalahan dan keburukan yang kita lakukan selama 27 hari ini. Beberapa ormas islam sudah mengumumkan jatuhnya 1 syawal 1432 H. Ada yang mengumumkan 1 syawal 1432 H bertepatan dengan 30 Agustus 2011 M.  Artinya ormas ini menjalani ramadhan 29 hari, dengan alasan bahwa ketinggian hilal sudah sampai 2 derajat, itu artinya tanggal 31 Agustus 2011 sudah masuk bulan baru hijriah. Ada pula ormas  yang sudah mengumumkan bahwa 1 syawal bertepatan dengan 31 Agustus 2011 M. Ormas ini mengambil patokan bahwa dengan kondisi hilal seperti saat ini sulit terlihat. Dengan demikian mereka memilih untuk menggenapkan hitungan ramadhan menjadi 30 hari. Namun saya bukan ingin membahas perbedaan ini. Karena wilayah perbedaan pengambilan suatu keputusan yang menyangkut u

Sahur Pertama Shofi

1 Ramadhan 1432 H ini genap 4 tahun usia (hijriah) Shofi (anak pertama kami). Sebagai orang tua saya sangat berharap anak pertama tidak gagal mendidik. Dengan demikian dia (insya Allah) tumbuh menjadi sosok yang matang secara emosional, sehat secara fisik, dan memiliki keperibadian yang baik. Saya berharap di kala Shofi mulai masuk sekolahh SD, dia sudah mampu malaksanakan shaum secara sempurna, sebagaimana ayah-bundanya dulu dididik orang tua masing-masing. Dengan harapan itu, saya berfikir di tahun ke-4 nya saya akan mulai perkenalkan ibadah shaum ini secara perlahan. Rencananya saya akan ajak dia "makan sahur" saja. Setelah sahur saya ajak dia menjaga shaumnya, paling tidak dia tidak makan di depan orang lain. Syukur-syukur kalau bisa nahan untuk tidak jajan (minimal) sampai dhuhur. Satu hari sebelum ramadhan saya ajak dia nonton lagi video Upin-Ipin episode Puasa. saya ingatkan dia bahwa "Esok Puasa" (dengan dialek Malaysia). Saya buat komitmen juga dengan Shof